DIVISI POSTER DIGITAL

https://lidm.kemdikbud.go.id/login

mcatim2021

SUB TEMA : Melalui Lomba Poster Digital Mahasiswa Menginspirasi Revitalisasi Peran Gender dalam Mengimplementasikan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka Menuju Indonesia Bangkit Berkompetensi Abad 21

アタリン mca0610atarinT

TEMA KELOMPOK : Peran Gender Dalam Mengimplementasikan Merdeka Belajar Menuju Indonesia Bangkit Abad 21

Tema poster kelompok kami berjudul : peran gender dalam mengimplementasikan merdeka belajar menuju Indonesia bangkit abad 21

Dibawahnya terdapat gambar timbangan yang setara. Yang dapat menggambarkan bahwa

“ Laki-laki dan perempuan dari semua lapisan mempunyai kebebasan setara untuk mendapatkan pendidikan”

Memiliki makna bahwa di dunia ini setiap orang itu berhak untuk mendapatkan pendidikan, tanpa memandang dari segi mana orang tersebut datang atau dibeda-bedakan. Karena dengan pendidikan seseorang bisa memiliki pengetahuan, wawasan yang luas, karakteristik yang baik, sehingga nantinya apa yang di cita-citakan dan diharapkan bisa terwujud dimasa yang akan datang.

Pendidikan sepatutnya memerdekakan manusia. Pendidikan harus membuat kita merdeka untuk menjadi apapun yang kita inginkan, sebab itulah esensi mendasar pendidikan. Hal ini juga yang menjadi cita-cita dari merdeka belajar yang sedang kemendikbudristek gencarkan.

Selain itu terdapat sebuah kutipan dari Bapak Ki Hajar Dewantara :

“Jadikan Setiap Tempat Sebagai Sekolah, dan Jadikan Setiap Orang Sebagai Guru”

Kutipan tersebut memiliki makna bahwa dimana pun kita pergi dan berada, pendidikan selalu ada. Karena pendidikan bukan hanya tentang pelajaran atau materi yang diterima di sekolah. Melainkan pendidikan juga meliputi pembentukan karakter, sikap atau perilaku yang harus diajarkan dan ditanamkan baik di lingkungan keluarga, sosial dan masyrakat, maupun di sekolah.

Saatnya keluar dari zona nyaman, bergerak menuju perubahan dengan melakukan berbagai inovasi. Kemampuan generasi muda di masa depan dalam berinovasi dengan teknologi harus selalu diimbangi dengan perkembangan karakter. Sehingga kita bisa terus bekerja sama demi kemajuan pendidikan Indonesia.  

-          Inovasi adalah suatu proses experimentasi yang terus berjalan, dan setiap kegagalan kecil adalah pembelajaran yang besar.

-          Gender = sifat yang melekat pada laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun budaya



Bagaimanakah menyiapkan anak-anak agar bisa berkualitas tinggi dalam abad 21 nanti ?

Jawabannya : Orangtua memberi bekal anak dengan ilmu dan pengetahuan 

Memberi bekal adalah sikap yang mencerminkan pemikiran dan pandangan ke depan. Artinya, kondisi atau keadaan dan situasi yang akan dihadapi anak nantinya, ketika ia sudah menjadi orang dewasa, sangat perlu diperhitungkan. Kehidupan berjalan ke depan. Jadi, sangatlah penting mempertimbangkan kondisi dan situasi di masa depan itu dalam upaya memberikan bekal kepada anak. Sosok manusia dewasa hasil asuhan dan pendidikan orang tua dalam kurun waktu sekarang akan terlihat secara jelas dalam perkembangan anak menjadi orang dewasa. Berhasilkah pendidikan dan asuhan yang telah diberikan? Tercapaikah harapan dan cita-cita atau impian orang tua? Bahagiakah anak dengan yang diperoleh dan dimilikinya? Mampukah ia menjadi sosok pribadi yang diangankannya sendiri, yang mungkin sama dengan harapan orang tua dan lingkungan pendidiknya yang lain? Semua jawaban itu baru akan tampak nanti, ketika anak sudah menjadi dewasa.

Abad 21 ditandai dengan semakin membaurnya bangsa-bangsa warga masyarakat dunia dalam satu tatanan kehidupan masyarakat luas yang beraneka ragam tetapi sekaligus juga terbuka untuk semua warga.

Abad 21 mengisaratkan perlunya wawasan pikir yang lebih luas, imajinasi, rasa kasihan atau simpati, dan keteguhan hati. Pemahaman yang luas terhadap kehidupan bersama akan menjadi dasar yang kuat bagi upaya membantu manusia memasuki abad 21 dengan sikap optimis.

Manusia Indonesia Abad 21 Yang Berkualitas Tinggi ditandai oleh lima ciri utama dari aspek-aspek perkembangan yang berlangsung secara seimbang dan selaras, yaitu :

-         perkembangan tubuh (fisik),

-         kecerdasan (inteligensi),

-         emosional (afeksi),

-         sosialisasi,

-         spiritual.

Pola perawatan, asuhan, dan pendidikan anak hendaknya mengacu pada upaya pengembangan kelima aspek tersebut secara harmonis dan seimbang agar terbentuk pribadi yang sehat, cerdas, peka (sensitif), luwes beradaptasi dan bersandar pada hati nurani dalam bersikap dan bertindak.

Dengan demikian meskipun ia berhadapan dengan gaya hidup global, pijakannya pada akar kehidupan tradisional yang menjadi cikal bakal kehidupan bangsa dan negaranya tidak akan hanyut terbawa arus kehidupan global. Justru ia akan dapat memilih dan memutuskan yang terbaik untuk diri, bangsa dan negaranya, baik untuk keperluan jangka pendek maupun jangka panjang. Penegakan hukum dan contoh yang diperlukan sebagai model pembentukan perilaku, baik yang ditunjukkan orang tua maupun masyarakat, menjadi penting.

Abad 21 yang memunculkan situasi makin terbukanya hubungan antar bangsa/negara membuat batasan sebelumnya menjadi tipis, sehingga berlangsung persentuhan aspek kehidupan mental psikologis, ekonomi, sosial, budaya. Bila dikaitkan dengan proses pembentukan tingkah laku manusia, maka proses globalisasi membawa kemungkinan sebagai berikut : 

-         terjadi peningkatan interaksi, interdependensi dan saling pengaruh terbuka pilihan pengembangan diri yang memerlukan penyesuaian prioritas tindakan secara terus menerus sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

Secara psikologis terjadi perubahan kognitif, perubahan kebutuhan, yang kemudian membawa pembentukan nilai (pemberian skala prioritas) terhadap hal-hal yang dianggap bermakna dalam hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar