· Taba
(1962) menyatakan definisi yang terlalu luas tidak fungsional, sebaliknya
meninggalkan segala sesuatu definisi kurikulum kecuali pernyataan tujuan dan
garis-garis besar isi akan menurunkan kedudukan pengalaman belajar menjadi
metode. Ia menyarankan aspek-aspek yang lebih dekat dengan praktek pendidikan
atau lebih spesifik sifatnya dapat dimasukkan dalam kawasan pembelajaran.
· Doll
(1964) berpendapat bahwa kurikulum yang paling banyak diterima telah berubah
dari isi pelajaran yang dipelajari dan daftar pelajaran yang diberikan menuju
kepada semua pengalaman belajar yang disajikan dalam pembelajaran dibawah
tanggung jawab sekolah. Definisi ini tampaknya lebih luas dan lebih
mencerminkan peristiwa-peristiwa pendidikan secara lebih cermat. Alasan sekolah
didirikan oleh masyarakat untuk pendidikan yang memungkinkan pembelajaran
berkembang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dan perkembangan
ini dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang diperoleh pebelajar.
· Tyler
(1970) mengatakan bahwa kurikulum identik dengan pengajaran. Pengembangan
kurikulum sama dengan merencanakan pengajaran. Oleh karena itu apabila ingin
mengembangkan kuriklulum harus menjawab 4 pertanyaaan pokok yaitu :1) apakah
tujuan yang hendak dicapai? 2) pengalaman belajar apakah yang perlu
dipersiapkan untuk mencapai tujuan? 3) bagaimana pengalaman belajar itu
diorganisasi secara efektif? 4) bagaimana menentukan keberhasilan mencapai
tujuan? Menurutnya kurikulum dapat dikembangkan untuk tingkat sekolah, bidang
studi maupun bahan pengajaran.
· Oliver
(1977:32) mengartikan kurikulum sebagai program pendidikan untuk mendapatkan
pengalaman belajar yang dirancang lembaga pendidikan untuk diikuti siswa yang
meliputi program studi, program pengalaman, program pelayanan dan kurikulum
tersembunyi. Program studi, merupakan daftar pelajaran yang disajikan dalam
suatu program pendidikan. Program pengalaman, merupakan kegiatan-kegiatan yang
mendukung pelajaran yang sering disebut kurikuler. Program pelayanan, yaitu
kegiatan bimbingan yang diberikan sehingga memungkinkan siswa mencapai tujuan
belajar. Sedangkan kurikulum tersembunyi adalah semua pengalaman belajar diluar
program[1]program sekolah yang secara langsung mempengaruhi pengalaman belajar siswa.
· Doll
(1982:5) menyatakan, kurikulum adalah rancangan pengalaman belajar yang mengacu
pada hasil belajar yang diharapkan dapat menumbuhkan kompetensi personal dan
sosial siswa, melalui rumusan pengetahuan dan pengalaman yang sistematik
dibawah tanggung jawab dan bantuan lembaga pendidikan.
· Dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional/1989 pasal 37 disebutkan, kurikulum
disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap
perkembangan peserta didik dan disesuaikan dengan lingkungan, kebutuhan
pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesesuaian
dengan jenis dan jenjang masing[1]masing satuan pendidikan.
· Beane
(1986) mengidentifikasi berbagai pengertian kurikulum yang berkembang sejak
tahun 1918 sampai 1986, antara lain :
1. Bobbit
(1918) dalam bukunya “The Curriculum” mengartikan kurikulum sebagai
”serangkaian kegiatan yang dilakukan atau dialami pebelajar dengan tujuan
mengembangkan kemampuan melakukan sesuatu yang termasuk dalam kehidupan orang
dewasa dengan sebaik-baiknya dan agar memilki sifat yang seharusnya dimiliki
oleh orang dewasa dalam segala aspeknya”.
2. Caswel
dan campebell (1935) dalam bukunya “Curriculum Development” kurikulum adalah
”semua pengalaman yang dialami pebelajar dibawah bimbingan guru”.
3. Krug
(1957) dalam “Curriculum Planning” Kurikulum adalah serangkaian strategi
pengajaran yang dipergunakan disekolah untuk menyediakan kesempatan terwujudnya
pengalaman belajar bagi anak didik untuk mencapai hasil belajar yang
diinginkan”.
4. Taba
(1962) dalam “Curriculum Celevopment: theory into practice” Kurikulum adalah
rencana untuk belajar.
5. Saylor
dan Alexander (1966) dalam “Curriculum Planning for Modern School” Kurikulum
adalah semua kesempatan belajar yang disediakan oleh sekolah.
6. Johnson
(1967) dalam “Definitions and Models in Curriculum planning” Kurikulum adalah
serangkian hasil belajar yang terencana dan terstruktur. Kurikulum menentukan
atau setidak-tidaknya mengharapkan hasil pelajaran. Kurikulum tidak menentukan
cara yang harus dipakai untuk mencapai hasil.
7. Harnack
(1968) dalam karyanya The Tacher: Decision Maker and Curriculum Planner”
kurikulum adalah semua pengalaman belajar mengajar yang dibimbing dan diarahkan
oleh sekolah.
8. Oliver
(1977) dalam “Curriculum Improvement”(2nd edition)” Kurikulum adalah program
pendidikan sekolah dengan fokus pada unsur pendidikan studi, unsur pengalaman,
unsur pelayanan, dan unsur kurikulum tersembunyai. Oliver (1977) mengartikan kurikulum
sebagai program pendidikan untuk mendapat sejumlah pengalaman belajar yang
dirancang oleh lembaga pendidikan untuk diikuti siswa, yang meliputi program
studi, program pengalaman, program pelayanan, dan kurikulum tersembunyi.
Program studi merupakan daftar mata pelajaran yang disajikan dalam suatu
program pendidikan. Program pengalaman merupakan kegiatan-kegiatan yang mendukung
mata pelajaran yang sering disebut ko-kurikuler. Program pelayanan yaitu
kegiatan bimbingan yang diberikan sehingga memungkinkan siswa mencapai tujuan
belajar. Sedangkan kurikulum tersembunyi adalah semua pengalaman belajar di
luar program-program sekolah yang secara langsung mempengaruhi pengalaman
belajar siswa.
9. Doll (1978) dalam
“Curriculum Improvement : Decision Making & Process” kurikulum adalah isi
dan proses formal dan informal dimana pebelajar memperoleh pengetahuan dan
pemahaman, mengembangkan keterampilan, mengubah sikap, apresiasi dan
nilai-nilai dibawah tanggung jawab sekolah.
10. Finc
dan Crunkilton (1979) dalam bukunya “Curriculum Development in Vocational and
Technical Education” kurikulum adalah sejumlah kegiatan dan pengalaman belajar
yang dialami pebelajar dibawah pengarahan dan tanggung jawab sekolah.
11. Hass
(1980) dalam “Curriculum Planing: A new Approach” (3rd edition). Kurikulum
adalah semua pengalaman yang dialami pebelajar dalam suatu program pendidikan
yang bermaksud untuk mencapai tujuan-tujuan umum dan tujuan-tujuan khusus yang
relevan, yang direncanakan berdasarkan kerangka teoritik dan penelitian atau
praktik-praktik yang profesional masa lalu dan masa sekarang.
12. Olivia
(1982) dalam bukunya “Developing Curriculum” kurikulum adalah rencana atau
program yang menyangkut semua pengalaman yang dihayati anak didik dibawah
pengarahan sekolah.
13. Beane
(1986) dalam “Curriculum
Planning and Development” menyatakan bahwa kurikulum dapat dikategorikan
menjadi empat, yaitu: 1) kurikulum sebagai produk, 2) kurikulum sebagai
program, 3) kurikulum sebagai belajar yang direncanakan, dan 4) kurikulum
sebagai pengalaman belajar.
14. Pada umumnya para ahli kurikulum mendefinisikan kurikulum sebagai suatu rencana untuk memberikan fasilitas dan pengalaman belajar dibawah bimbingan dan petunjuk sekolah (Winecoff, 1989). Pengalaman belajar yang diorganisasi untuk mencapai tujuan pendidikan (Boyle, 1981).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar