Biografi Tokoh Gereja Indonesia


Biografis Tokoh - Tokoh Sejarah Gereja Indonesia
1.      Simon Vas ( seorang rahib fransiskan )
Karena kegiatannya yang begitu besar dank arena teladan hidupnya, berhasil menarik sejumlah besar orang di mamunya dan kampong-kampung lainnya menjadi Kristen. Disebuah kampong yang telah masuk Kristen didirikan sebuah salib yang besar. Dalam rangka mem-follow up-I orang Kristen baru itu maka diberikan pelayanan dengan tindak lanjut  dengan pokok-pokok ajaran : rumusan-rumusan pokok iman Kristen, Doa Bapa kami, kedua belas pasal Iman, salam Maria Dll

2.      Antonio Galvao ( 1536 – 1540 ).
Galvaro seorang yang bijaksana dan selama masa pemerintahannya Misi mendapatkan angin kembali. Keadaan Halmahera utara dipulihkan bahkan beberapa tokoh masyarakat Ternate sendiri masuk karena tertarik oleh pribadi Galvao. Untuk sementara waktu di ternate dibuka suatu sekolah , dimana anak-anak indo-Portugid dan anak-anak Kristen  pribumi belajar membaca dan menulis, dan menghafal katekismus katolik roma. Tetapi beberapa tahun kemudian, sekolah ini ditutup lagi, karena baik panglima yang mengganti Galvao maupun Pastor di ternate terlalu sibuk dengan urusan dagang. Pada masa pemerintahan Galvao, mulai juga pekerjaan misi di Ambon.

3.      Fransiskus Xaferius dan karya misinya di Maluku (1545-47)
Fransiskus Xaferius lahir pada tahun 1506 dari keluarga bangsawan di spanyol. Ia mempersiapkan diri untuk menjadi seorang imam, tanpa merasa panggilan khusus. Ia menjadi salah satu anggota pertama serikat Yesus (1534-1540) hanya kebetulan saja ia menjadi seorang Misionaris ke Asia. Seorang anggota serikat Yesus yang lain akan pegi ke Goa, dimana serikat mau mendirikan suatu cabang. Tetapi dua hari sebelum kapal berangkat, orang ini jatuh sakit. Lalu pemimpin Serikat menunjuk Xaverius sebagai penggantinya. Xaferius segera berangkat (1542). Sebelum ke Indonesia, Xaferius bekerja di Goa-India, diantara orang-orang portugis dan Indo-Portugis. Selanjutnya ia menuju ke adaerah pantai sebelah utara Goa untuk membina (Jemaat) pribumi yang terlantar. Setelah dua tahun disana, ia memutuskan untuk berangkatr ke Maluku. Namun sebelumnya ia mampir dimalaka untuk belajar bahasa melayu, 2baru sesudah itu ia menuju Maluku dan bekerja di sana sekitar 15 bulan (146-47), mula-mula di Ambon  lalu ke ternate dan Halmahera, kemali lagi ke ternate dn akhirnya sampai lagi ke Ambon.

4.      Cornelius Senen ( 1600-1661)
Cornelius Senen yang berasal dari banda, tetapi setelah pulau itu diduduki belanda, maka ia diboyong ke Jakarta bersama banda lainnya. Di jakarja Cornelius Senen ditugasi menjadi :
a.      Guru sekolah
b.      Guru Jemaat bagi penduduk kampong banda di Batavia,
c.       Melayani orang-orang merdeka dalam bahasa Portugis. Karena ia merupakan seorang yang bijaksana dan saleh, maka diberi tugas pula:
d.      Meninjau sekolah-sekolah jemaat-jemaat melayu dan portugis
e.      Mendidik dan menguji guru-guru
f.        Memeriksa calon calon baptisan
g.      Berkhotbah dan member katekisasi.

5.      Mr. F.L.Anthing (1820-1883)
Mr. F.L.Anthing yang menjabat sebagai wakil ketua Makhama Agung. Ia rela mengorbankan seluruh harta bendanya untuk pekerjaan Injil. Pekabaran Injil di Jakarta Anthing berpendapat bahwa kota Batavia merupakan lapangan kerja yang sempit dan tandus, dan bahwa pekabaran Injil oleh tenaga asing dengan kebarat-baratan itu mungkin membawa kepada tujuan. Menurutnya, injil harus dikabarkan oleh orang-orang pribumi dengan cara pribumi. Oleh karena itulah ia melakukan kerjasama dengan tokoh-tokoh Kristen jawa asli, salah satunya dengan tunggul wulung.

“Pemuridan” inilah program yang Anthing lakukan sebagai langkah realisasi dari pendapatnya diatas salah satu muridnya adalah Anak Tunggal Wulung. Dan setelah mengikuti pemuridan, mereka pun melakukan pekabaran Injil, dan berhasil mendirikan sejumlah Jemaat kecil didaerah sekitar Batavia, seperti kampong sawah dan gunung putri. Mereka menggunakan metode yang sama dengan para pengikut Coolen di jawa timur dan tunggul wulung dan dkk dijawa tengah: injil dibawakan sebagai “Ilmu”. Tetapi di daerah disekitar Batavia bukanlah sunda asli ; penduduknya bersifat campuran. Orang-orang sunda asli tidak terjangkau oleh pekerjaan M. Anthing. Usaha PI ditengah-tengah mereka dimulai oleh lembaga NZV dari Nederland (RCI:150), yaitu pada tahun 1861.

6.      Gan Kwee (1851-1873)
Gan Kwee adalah seorang penginjil dari daratan Tiongkok, bekerja dikalangan orang-orang Tiongkok di Batavia dan diseluruh Jawa. Mereka mendirikan lembaga tersendiri yang diberi nama Genootschap van in-en Unitwendige Zending te Batavia (GIUZ, Perhimpunan PI didalam dan luar Batavia). Selain GIUZ, terdapat pula perkumpulan yang bergerak dalam bidang Bacaan Kristen berbahasa melayu (Vereeninging tot bevoredering van Malesie Christelikje lertuur (1853), yang sampai pada tahun 1942 menerbitkan kepustakaan Kristen. Dalam usaha itu, dibinalah perbendaharaan kata Kristen dalam bahasa Indonesia. Beberapa karya Kristen bersejarah, a.l. perjalanan seseorang musafir, karya Jhon Bunyen.

7.      Bruckner (1815-1856)
sebagai utusan NZG (Nederland Sendeling Genootschap) bersama Joseph Kam. Sama seperti Cam, Ia diangkat menjadi pendeta GPI. Akan tetapi ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dalam gereja Negara itu dan pada tahun 1816 ia meletakan jabatannya dan bergabung dengan lembaga P.I Baptis yang pada tahun 1792 didirikan oleh Carey.
Brucknerland yang pertama kali menerjemahkan PB kedalam bahasa jawa. Buku-buku itu disita oleh pemerintah, namun ada salingan yang sampai ke tangan orang jawa Timur. Dan melalui orang Jawa Timur itulah di Jepara (sekitar gunung muria) berdirilah bebrapa Jemaat Kristen.

8.      Tunggul Wulung (sek 1803-1885)
Tunggul Wulung berasal dari daerah juwono. Pada tahun-tahun itu penduduk jawa tengah menjadi resah akibat ekonomi yang semakin sulit.  Rupanya ia dipandang sebagai orang sebagai penjelmaan seorang tokoh dari zaman raja Joyoboyo, yaitu seorang Jendral yang bernama Tunggul Wulung. Pada masa itu tunggul wulung berkenalan dengan agama Kristen.tidak jelas caranya, tetapi baik Ngoro maupun Mojowarno letaknya tidak jauh dari Gunung Kelud, sedangkan pada tahun-tahun 1840an agama Kristen sudah cukup terkenal di kalangan penganut kebatinan.
Bagaimana Tunggul Wulung dalam pelayanan Injil ?
-          Ada utusan zending yang sempat marah karena sikap wulung yang tidak mau “nyembah” orang eropa
-          Jellesma bersikap lebih luwes terhadapnya.
-          Jansz terkejut seraya berkata bahwa Wulung menyajikan Injil sebagai suatu “ilmu”; bahwa para pengikutnya berpikir; bahwa pemimpin mereka memakai cara-cara dukun dalam mengobati orang sakit dan menggunakan rumus-rumus  Kristen, seperti Doa Bapa Kami dsb. Dalam usaha pengobatannya; bahwa bagi Tunggul Wulung peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam Alkitab, termasuk kelahiran Yesus, tidak perlui di tafsirkan secara harafiah tetapi mempunyai arti rahasia yang diwujudkan dalam batin orang percaya.
-          Kraemer pun turut berkomentar : orang Jawa yang memiliki “ilmu akan merahasiakannya, tetapi orang-orang jawa Kristen justru menyebar luaskan “ilmu” mereka yang baru.

9.      Emde (1774-1859.
Awalnya datang ke Indonesia hanya untuk membuktikan apakah benar perkataan dalam Kej 8:22 tentang musim dingin dan musim panas tidaklah sesuai dengan keadaan di daerah khatulistiwa. Ia menetap di Surabaya, dimana ia bekerja sebagai tukang arloji. Disitu ia dikunjungi oleh Joseph Cam, ketiak ia sedang dalam perjalanan ke Maluku, dan kunjungan Cam itu membangkitkan semangat missioner pada Emde. Selanjutnya Emde mendirikan suatu perkumpulan pekabaran Injil (1815) dan mengadakan pertemuan-pertemuan keagamaan dirumahnya. Dalam melayankan Injil Emde menggunakan traktat (selembaran-selembaran) dan terjemahan dalam bahasa jawa hasil karya Bruckner. Bersama Istri dan Anak-anak perempuannya Emde menyebarkan ‘Alat-alat PI Brucner’ itu seraya menyodorkannya kepada orang-orang yang kebetulan lewat atau dengan  menempelkannya di tempat-tempat yang ramai.

Bagaimana Hasilnya?
Awalnya pekerjaan Emde itu tidak banyak membawa hasil yang mengembirakan; tapi justru menyedihkan. Mengapa? Tahun 1820, ia harus meringkuk dalam penjara selama beberapa tahun 1820, ia harus meringkuk dalam pemnjara selama beberapa minggu; hal ini terjadi akibat rasa iri dari pendeta BPI di Surabaya yang memandangnya sebagai saingan, karenannya ia delakukan kepada pemerintah. Tetapi dikemudian hari sikap GPI menjadi lebih Positif.

10.  H. Van Djiken 1973
Djiken dengan semboyannya melalui usaha yang tampak ke hasil yang tak tampak dengan jalan bekerja sebagai petani iya mau mempengaruhi orang Galela, sehingga mereka ini menerima Injil; dalam pelaksanaan tugasnya dibatu oleh isterinya, seorang Kristen dari Ternate bernama M Soentpiet.
Dijken dicabutnya dari lingkungan menghendaki orang-orang bertobat untuk segera memotong rambutnya atau berpakaian ala eropa, tetapi mereka harus berjanji akan meninggalkan seluruh upacara kekafiran dan tidak bekerja pada hari minggu, akan mengunjungi kebaktian dengan setia. Setelah 35 tahun pekerjaan PInya hanya telah membuahkan hasil dengan 150 orang yang sudah dibaptis.
Metode yang digunakan.
Dalam pekerjaan PInya H.Van Dijken menerapkan metode “konsentrasi” yakni dengan cara mengumpulkan (calon Kristen kedalam suatu kampong Kristen, mereka diberi bimbingan intensif, dan harus memenuhi syarat-syarat yang ketat; orang lain boleh masuk dengan syarat mau mematuhi persyaratannya. Penerapan metode tersebut dimaksudkan agar para calon Kristen itu tidak terkena pengaruh dari luar (masyarakat dan juga keluarga yang masih kafir). Karenanya bagi mereka yang sudah masuk tidak diperkenankan keluar.

11.  E.T.Steller (1857-1897)
Steler bersama rekan-rekannya segera berupaya untuk membenahi jemaat. Mereka ingin supaya semua anggota memiliki kesalehan dan kesucian hidup. Oleh karenanya mana beberapa hal berikut yang mereka lakukan :

a.      Memberantas kepercayaan takhyul, kebiasaan minum minuman keras, perkawinan poligami di kalangan orang Kristen.
b.      Mulai menggunakan bahasa daerah sebagai ganti bahasa melayu
c.       Menterjemahkan (kedalam bahasa daerah)
d.      Perbanyak jumblah kebaktian
e.      Perkunjungan
f.        Pembaptisan.
Selain itu merombak pola hidup masyarakat (sangir) unutk menjadi pribadi saleh, juga membiasakan diri untuk bekerja keras. Selain itu steller juga peduli terhadap anak-anak.
12.  A.A Van de Loosdrecht (7/11/1913)
Sebelum ia memulai karyanya, ia lebih dulu belajar kepada seniornya di poso, yakni A.C Kruyt dan Andriani.  Sesudah pelayanannya berlangsung setahun ia berhasil membaptis empat pemuda lulusan SDN (23/6/1915). Sementara pendeta bantu keliling telah membaptis 23 pemuda di  makale (16/3/1913) dua tahun kemudian  (1917) ada 11 orang yang dibaptis.


x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar